Minggu, 18 Agustus 2019

EVALUASI KESESUAIAN PRODUK

Kesesuaian Produk dengan Rancangan


Evaluasi adalah penerapan prosedur ilmiah yang sistematis untuk menilai rancangan dan menyajikan informasi dalam rangka pengambilan keputusan terhadap implementasi dan efektifitas suatu produk.
Model evaluasi CIPP adalah model evaluasi yang terdiri dari empat komponen evaluasi yaitu Context, Input, Process, dan Product (CIPP).  Berikut ini langkah-langkah evaluasi produk:
  1. Evaluasi context menentukan kebutuhan dan masalah-masalah untuk menetapkan tujuan. Evaluasi konteks merupakan need assesment kebutuhan pengembangan produk di perusahaan. Sasaran evaluasi mencakup permasalahan yang dihadapi para pembuat produk/produsen, seperti: sulitnya mencari pelanggan tetap dan mencari lokasi yang strategis.
  2. Evaluasi input berfokus pada pengumpulan informasi input yang penting seperti pelaksanaan rencana kegiatan, sumber daya (SDM, bahan baku, keuangan), penyediaan sarana, penyediaan biaya efektif untuk penyiapan kebutuhan dan pencapaian tujuan.
  3. Evaluasi process (dapat disebut monitoring) berkenaan dengan kajian seberapa jauh pelaksanaan operasional produk yang telah berjalan secara efektif, menilai pelaksanaan rencana, kemudian membantu pengguna menilai kinerja produk, dan membuat penafsiran hasilnya.
  4. Evaluasi product yakni evaluasi keluaran (output) yakni mengidentifikasi dan menilai hasil baik jangka pendek dan jangka panjang. Evaluasi keluaran terarah pada hasil langsung (direct) program. Kinerja SDM dan efektivitas produk yang teramati pada akhir implementasi program akan dinilai pada tahap ini.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat dikemukakan bahwa dalam proses evaluasi dapat dilakukan dari dua sisi yaitu evaluasi proses dan evaluasi produk.  Kedua hasil evaluasi ini akan membantu pengembang dan pengguna produk untuk melihat hasil yang dicapai dari produk tersebut, kendala dan hambatan yang ditemukan dalam penerapan produk, kelemahan dan keunggulan untuk pengembangan lebih lanjut.

SUMBER :

TAHAP PENGUJIAN FUNGSI PRODUK

Prosedur Pengujian Kesesuaian Fungsi Produk Barang / Jasa


  • Pengujian teknis (technical testing)
      Sebagai contoh estimasi usia pajang produk dapat mempengaruhi frekuensi dan biaya pengiriman. Kemungkinan timbulnya masalah pemakaian yang signifikan dapat mengakibatkan diperlukannya tambahan informasi periklanan, labeling, atau point-of-sale.
  • Pengujian preferensi dan kepuasan (preference and satisfaction testing) 
     Pendekatan pertama adalah meminta konsumen untuk memakai suatu produk selama jangka waktu tertentu, lalu kemudian mereka diminta untuk menjawab sejumlah pertanyaan berkaitan dengan preferensi dan kepuasan mereka.
  Pendekatan kedua adalah melakukan “blind test” sedemikian rupa sehingga konsumen membandingkan berbagai alternatif produk tanpa, mengetahui nama merek atau produsennya. Tujuan dan metode pengujian preferensi dan kepuasan .
  • Pengujian pasar simulasi (simulated test markets atau laboratory test markets) 
       Merupakan prosedur riset pemasaran yang dirancang untuk memberikan gambaran yang cepat dan murah mengenai pangsa pasar yang dapat diharapkan dari produk baru. Beberapa model yang dapat digunakan adalah BASES, ASSESSOR, LITMUS, dan DESIGNOR.
  • Pengujian pasar (test markets)
      Dalam uji pasar, perusahaan menawarkan suatu produk untuk dijual di wilayah pasar yang terbatas yang sedapat mungkin mewakili keseluruhan pasar di mana produk tersebut nantinya akan dijual. Keputusan untuk melakukan pengujian pasar atau tidak ditentukan oleh sejumlah faktor.



SUMBER :

DESKRIPSI MENGENAI METODE BARANG DAN JASA

Metode Barang dan Jasa



1.1 Pengertian & Prinsip Perakitan

      Perakitan adalah suatu proses penyusunan dan penyatuan beberapa bagian komponen menjadi suatu alat atau mesin yang mempunyai fungsi tertentu. Pekerjaan perakitan dimulai bila obyek sudah siap untuk dipasang dan berakhir bila obyek tersebut telah bergabung secara sempurna. Perakitan juga dapat diartikan penggabungan antara bagian yang satu terhadap bagian yang lain atau pasangannya.
Pada prinsipnya perakitan dalam proses manufaktur terdiri dari pasangan semua bagian-bagian komponen menjadi suatu produk, proses pengencangan, proses inspeksi dan pengujian fungsional, pemberian nama atau label, pemisahan hasil perakitan yang baik dan hasil perakitan yang buruk, serta pengepakan dan penyiapan untuk pemakaian akhir. Perakitan merupakan proses khusus bila dibandingkan dengan proses manufaktur lainnya, misalnya proses permesinan ( frais, bubut, bor, dan gerinda ) dan pengelasan yang sebagian pelaksanaannya hanya meliputi satu proses saja. Sementara dalam perakitan bisa meliputi berbagai proses manufaktur.

1.2 Metode perakitan.

         Dalam produksi massal, proses perakitan dapat dilakukan dengan cara otomatis, misalnya proses pengikatan, pengelingan, pengelasan, penyekrupan, dan lain-lain dalam urutan rangkaian proses produksi. Hal itu dilakukan untuk mendapatkan hasil pada setiap produk dengan bentuk yang standar.
Dalam perakitan terdapat beberapa metode yang dapat diterapkan sesuai dengan kebutuhan. Metode-metode tersebut adalah :

a. Metode perakitan yang dapat ditukar tukar.
Pada metode ini, bagian-bagian yang akan dirakit dapat ditukarkan satu sama lain ( interchangeable ), karena bagian tersebut dibuat oleh suatu pabrik secara massal dan sudah distandarkan baik menurut ISO, DIN, JIS, dan lain sebagainya. Keuntungan bila kita menggunakan bagian atau komponen yang telah distandarkan adalah waktu perakitan komponen yang lebih cepat dan dalam penggantian komponen yang rusak dapat diganti dengan komponen yang sejenis yang ada di pasaran. Akan tetapi tetap mempunyai kerugian yaitu kita harus membeli komponen tersebut dengan harga yang relatif lebih mahal.

b. Perakitan dengan pemilihan.
Pada metode perakitan dengan metode pemilihan, komponen-komponennya juga dihasilkan dengan produksi massal yang pengukuran-pengukurannya tersendiri menurut batasan-batasan ukuran.
c. Perakitan secara individual.
Perakitan secara individual dalam pengerjaannya tidak dapat kita pisahkan antara pasangan satu dengan pasangannya. karena dalam pengerjaannya harus berurutan tergantung bagian yang sebelumnya. Salah satu komponen yang berpasangan tersebut kita selesaikan terlebih dahulu, kemudian pasangan lainnya menyusul dengan ukuran patokan yang diambil dari komponen yang pertama.

1.3 Macam dan jenis perakitan.
Ada beberapa macam jenis perakitan yang sering digunakan di dunia industri, hal ini tergantung pada pekerjaan yang akan dilakukan. Biasanya faktor bentuk dan jumlah produk yang akan dihasilkan sangat menentukan. Pada umumnya ada dua macam jenis perakitan yaitu :
  • Perakitan Manual yaitu; perakitan yang sebagian besar proses dikerjakan secara konvensional atau menggunakan  tenaga manusia dengan peralatan yang sederhana tanpa alat-alat bantu yang spesifik atau khusus. 
  • Perakitan otomatis yaitu; perakitan yang dikerjakan dengan sistem otomatis seperti otomasi, elektronik, mekanik, gabungan mekanik dan elektronik (mekatronik), dan membutuhkan alat bantu yang lebih khusus.
Sedangkan untuk jenis perakitan dapat dibedakan menurut jenis produk yang akan dilakukan perakitan yaitu;
  • Produk tunggal Jenis perakitan tunggal yaitu perakitan dengan produk hanya satu jenis saja.
  • Produk seri Jenis perakitan produk seri adalah bila perakitan dilakukan dalam jumlah massal dalam bentuk dan ukuran yang sama. Contohnya proses perakitan produk elektronik, perakitan mobil, perakitan motor dan lain-lain.


SUMBER :

PERENCAAAN PRODUKSI MASAL

Proses Produksi Masal


        Produksi massal adalah sistem produksi dalam jumlah besar dari produk standar yang terjadi secara terus - menerus sebagai aliran produksi dan bersifat berkesinambungan serta menggunakan metode biaya rendah per unitnya.

         Penerapan proses produksi massal harus distandarisasi oleh interchangeable parts atau peralatan yang dapat digunakan untuk memproduksi barang yang sama dalam jumlah besar. Di sini, tahap perencanaan  harus  mencakup  langkah - langkah  kerja  dan  revisi terhadap langkah - langkah tersebut. Kemudian rencana itu dilaksanakan pada tahap implementasi, dan sekaligus dengan tahap pengendaliannya.

Berikut adalah tahapan - tahapan penerapan proses produksi massal yang sesuai dengan ketentuan :


  • Tahap persiapan, tahap ini didahului oleh kegiatan seperti perencanaan dan desain produk yang dihasilkan oleh kegiatan riset dan pengembangan.
Proses  persiapan  produksi  yang terdiri  dari  kegiatan - kegiatan  seperti  perencanaan urutan - urutan proses sebagai berikut :

  • Penjadwalan waktu .
  • Pemilihan peralatan .
  • Pengerjaan dengan perkakas .
  • Mobilisasi personalia .
  • Pembelian material .
  • Pembagian pekerjaan .




SUMBER :
https://brainly.co.id/tugas/21079517

INDIKATOR TAHAPAN PRODUKSI

Indikator Keberhasilan Tahapan Masal


      Berikut merupakan indicator-indikator keberhasilan dari suatu usaha menurut para pakar :

1.      Kemampuan menyesuaikan diri, produktifitas, kepuasan kerja, kemampuan mendapatkan laba dan pencarian sumber daya.- Steers (1978:45)

2.      Suranti (2006:46), berpendapat bahwa indicator keberhasilan usaha dapan dinilai melalui 3 pendekatan yaitu :

·         Pendekatan pencapaian tujuan menyebutkan bahwa keberhasilan usaha harus dinilai sehubungan dengan pencapaian tujuan yaitu mendapatkan laba atau keuntungan yang merupakan selisih antara harga jual dengan biaya produksi.

·         Pendekatan sistem mengatakan bahwa keberhasilan usaha dinilai cara yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan akhir yaitu bagaimana hubungan antar individu dalam unit usaha dapat bekerjasama dan koordinasi sehingga tercipta kondisi kerja yang kondusif. 

·         Pendekatan konstituensi strategis menyatakan bahwa keberhasilan usaha dinilai dari hubungan baik dengan mitra kerja yang menjadi pendukung kelanjutan unit usaha. Kotler (1997:58) menyebut bahwa yang termasuk mitra usaha/ pihak yang berkepentingan antara lain pelanggan, karyawan, dan pemasok.

3.      Keberhasilan usaha adalah permodalan sudah terpenuhi, penyaluran yang produktif dan tercapainya tujuan organisasi - Ina Primiana (2009:49)

4.       Keberhasilan usaha dapat dilihat dari efisiensi proses produksi yang dikelompokkan berdasarkan efisiensi secara teknis dan efisiensi secara ekonomis. -  Algifari (2003:118)

5.      Apabila setelah jangka waktu tertentu usaha tersebut mengalami peningkatan baik dalam permodalan, skala usaha, hasil atau laba, jenis usaha atau pengelolaan” . Erliah (2007:49) 

6.      Indikator keberhasilan usaha menurut Dwi Riyanti (2003:28), dapat dilihat dari :
·         Peningkatan dalam akumulasi modal atau peningkatan modal
·         Jumlah produksi
·         Jumlah pelanggan
·         Perluasan usaha
·         Perluasan daerah pemasaran
·         Perbaikan sarana fisik dan
·         Pendapatan usaha

7.      Indikator keberhasilan usaha menurut Suryana (2003: 85)  terdiri dari :
·         Modal
·         Pendapatan
·         Volume Penjualan
·         Output produksi
·         Tenaga Kerja



SUMBER:

Minggu, 11 Agustus 2019

PENGENALAN PRODUK



Data Siswa :


Anggota Kelompok : 1.) Fika Latifa Husna R. / 14

                                   2.) Saffira Hamidah D.A. / 26

Kelas                        : XII F


PROFIL PRODUK

Apa itu memory frame

Memory frame merupakan sebuah produk kerajinan di buat untuk kenang - kenangan orang special . 

 Bahan dasar yang di gunakan bias costum dari pelanggan . Produk kami mengutamakan kerapian serta kesenangan costumer .



@tetesanwarna.

Kisaran Harga 

Harga tergantung dengan desaind costumer dan juga pilihan frame yang digunakan.

Anggaran  -/+ Rp 30.000,- sd Rp. 80.000,-


Contoh Kreasi Memory Frame 

https://www.youtube.com/watch?v=FiHHnS3OWks





Laporan EXPO

EXPO SMK TELEKOMUNIKASI TUNAS HARAPAN 2019 Expo apa itu? Expo adalah suatu pameran atau pertunjukan untuk menjual belikan dan mempertunj...